Selasa, 13 November 2012

Sebuah Buku yang Habis Halamannya

Sore ini aku melihat dua anak kecil riang berlarian, mereka berkejaran seolah memburu kebahagiaan. Diantaranya membawa jaring yang diikatkan ke ranting-ranting yang mematahkan diri, kebahagiaan berterbangan seperti kupu-kupu, melayang di bawah awan dengan menggoda--minta ditangkap.
Samar-samar alunan musik dari masa lalu menyapa telingaku, lagu yang mengisahkan tentang seorang pria sedang jatuh cinta. Pria yang baru kali ini merasakan cinta namun tak pernah tau bagaimana cara memekarkannya. Ia memilih melewatkan kesempatan dengan tidak menyapa seorang gadis yang berjalan pelan-pelan di hadapannya.
Bunyi kayuh sepeda terdengar dari jejalanan tanpa polusi. Suara percakapan beberapa laki-laki, membicarakan bayi mereka masing-masing.
Sekuntum lili mekar di sudut-sudut rumah yang cokelat diwarnai usia. Ibu-ibu dengan sabar menyulam mimpi, kelak jadi baju untuk dipakai.
Anak-anak menciptakan kecipak keriaan dari sungai-sungai yang bening, sungai yang tiada tercemar benci dan kebohongan.

Tiba-tiba aku ingin kembali, hidup dalam semesta yang kuciptakan sendiri--di lembar-lembar halaman.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar